Makalah Atletik
MAKALAH
ATLETIK
Disusun
Oleh :
Nama
: Fahri Zianda
Kelas
: XI Pemasaran 3
SMK
N 2 KOTA JAMBI
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Atletik merupakan salah satu cabang Olah
raga yang kompleks,karena memiliki ketentuan – ketentuan dan peraturan –
peraturan yang rinci dan ketat. Atletik juga merupakan cabang olahraga yang
tidak membahayakan diri sendiri maupun lawan. Atletik juga sering mengadakan
berbagai kejuaraan dari tingkat Kabupaten hingga Dunia. Dikabupaten, Pemda menyeleksi
para Atlet yang berbakat untuk mengikuti kejuaraan berikutnya ditingkat
Propinsi dan seterusnya. Olah raga atletik merupakan olah raga yang santai tapi
berat,maksudnya yaitu dalam melakukan latihan kita bisa dengan santai
tapi juga serius dalam latihan.
Atletik juga bisa membangkitkan semangat
kita untuk menjadi yang terbaik bagi diri kita sendiri dan bagi
keluarga,masyarakat bahkan untuk Negara kita. Atletik kini bukan hanya sekedar
hobi, tetapi juga Profesi. Seperti halnya dengan kegiatan yang lain. Misalnya
si A menyukai olah raga bola voli dan si A selalu di kontrak untuk
bermain di tim lain. Si A tersebut bisa di katakan Hobi dengan bola voli bisa
juga di katakan pemain bola voli. Disini kata pemain di artikan sebagai Profesi
atau pekerjaan sebagai pemain bola voli. Begitu juga dengan Atletik,kita bukan
hanya hobi berlari atau jalan jauh,tetapi hobi kita tersebut bisa di tuangkan
atau dipamerkan di depan umum,misalnya dalam Event Jalan cepat 5000 meter.
Dalam kenyataannya atletik di pergunakan dalam olah raga lain. Misalnya dalam
olah raga sepak bola,lari dipergunakan untuk mengejar bola. Lari membutuhkan
kekuatan. Atletik merupakan induknya dari berbagai cabang olah raga.
Pembelajaran atletik di sekolah-sekolah
tetap berpedoman pada kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan yang
ditetapkan oleh pemerintah. Namun bukan berarti bahwa semua nomor atletik yang
tercantum dalam kurikulum tersebut bisa dilaksanakan. Hal tersebut terkait erat
dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah yang bersangkutan.
Banyak guru-guru pendidikan jasmani yang hanya bisa mengajarkan satu dua nomor
atletik saja dalam satu tahun atau mungkin ada nomor-nomor yang tidak
bisa diberikan sama sekali kepada siswanya. Secara umum ruang lingkup pembelajaran
atletik di sekolah-sekolah meliputi nomor-nomor : jalan, lari, lompat dan
lempar.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan diatas, dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa
yang dimasksud dengan atletik ?
2. Apa
saja makna dan nilai yang terkandung dalam atletik ?
3. Apa
saja luang lingkup dalam atletik ?
4. Apa
pengertian dari lari dan jenis-jenis lari ?
5. Apa
pengertian dari lompat dan jenis-jenis lompat ?
6. Apa
pengertian dari lempar dan jenis-jenis lempar ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian dari atletik.
2. Mengetahui
makna dan nilai yang terkandung dalam atletik.
3. Mengetahui
luang lingkup dalam atletik.
4. Mengetahui
pengertian lari dan jenis-jenisnya.
5. Mengetahui
pengertian lempar dan jenis-jenisnya.
6. Mengetahui
pengertian lompat dan jenis-jenisnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Sejarah Atletik
1. Pengertian
Atletik
Istilah
atletik yang kita kenal sekarang ini berasal dari beberapa sumber antara lain
bersumber dari bahasa Yunani, yaitu “athlon” yang mempunyai
pengertian berlomba atau bertanding. Istilahnya
mirip sama, namun artinya berbeda dengan arti atletik di Indonesia, yang
berartiolahraga
yang memperlombakan nomor-nomor: jalan, lari, lompat dan lempar.
Istilah lain
yang mempunyai arti sama dengan istilah atletik di Indonesia adalah“Leichtatletik” (Jerman), “Athletismo” (Spanyol), “Olahraga” (Malaysia), dan“Track and Field” (USA).
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia atletik merupakan cabang olah raga terutama yang
dilakukan diluar dan memerlukan kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan. Terdiri
atas nomor lari, jalan lompat dan lempar.
2. Sejarah
Ringkas Atletik
Atletik
yang kita kenal saat ini tergolong sebagai cabang olahraga yang paling tua di
dunia. Gerak-gerak dasar yang terkandung dalam atletik sudah dilakukan sejak
adanya peradaban manusia di muka bumi ini. Bahkan gerak tersebut sudah
dilakukan sejak manusia dilahirkan yang secara bertahap berkembang sejalan
dengan tingkat perkembangan, pertumbuhan dan kematangan biologisnya, mulai dari
gerak yang sangat sederhana sampai pada gerakan yang sangat kompleks.
Pada jaman purba, ketika peradaban
manusia masih sangat primitif, hukum rimba masih berlaku dimana yang kuat
memakan yang lemah. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia saat itu harus
bertahan dari gangguan binatang buas atau harus berburu binatang untuk
dijadikan santapan hidupnya atau mencari makanan berupa umbi-umbian atau
buah-buahan. Dalam upaya tersebut mereka melakukan berbagai ketangkasan
seperti: memanjat pohon, melempar, melompat dan berlari. Mereka harus berjalan
bermil-mil jauhnya, kadangkala harus berlari secepat-cepatnya serta terampil
dalam melempar atau melompat untuk mendapatkan buruannya atau menghindar dari
sergapan binatang buas. Gerakan tersebut merupakan cikal bakal gerakan atletik
yang ada sekarang ini.
Menurut
seorang pujangga Yunani bernama Humeros dalam bukunya berjudulIlliad, diperkirakan
kegiatan atletik sudah dilakukan tahun 1100 SM, tercatat nama-nama
seperti Eurialus, Epius, Odysseus, Aias dan Argamenon. Mereka
disebut sebagai jago-jago lomba berkuda, lari dan lempar lembing Odysseus saat
itu disebut sebagai jago lempar cakram yang belum terkalahkan lemparannya.
Sehingga gambar Odysseus dengan cakramnya diabadikan sebagai symbol atletik dan
di Indonesia dipakai sebagai lambang atau logo PASI.
3. Olympiade
Kuno
Pada
tahun 776 SM bangsa Yunani menyelenggarakan pesta olahraga yang dinamakan “Olympiade Kuno” (The Ancient Olympic
Games). Tujuan utama pesta olahraga ini adalah sebagai bentuk
upacara pemujaan kepada dewa-dewa mereka saat itu di suatu tempat yang khusus.
Nomor-nomor yang dipertandingkan dalam Olympiade kuno itu adalah lomba lari,
pentathlon, pankration, gulat, tinju dan pacuan kuda. Juara pentathlon (nomor
lari cepat, lompat jauh, lempar cakram, lempar lembing dan gulat)
dinobatkan sebagai juara olympiade. Untuk lomba lari cepat diselenggarakan pada
suatu lintasan lurus di tengah stadion. Pada zaman itu sudah dikenal tiga macam
lomba lari yaitu:
Ø Stade yaitu
lari cepat pada jalur lurus sepanjang kurang lebih 185 m dilakukan di dalam
stadion.
Ø Diaulos yaitu
lomba jarak menengah yang jaraknya kurang lebih dua kali stade.
Ø Dolichos yaitu
lomba lari jarak jauh yang jaraknya kurang lebih 7 sampai 24 kali stade, yang
dilakukan mengelilingi stadion.
Sampai
kini kompleks bekas tempat penyelenggaraan Olympiade kuno tersebut masih
terpelihara dengan baik dan orsinil, walaupun hanya berupa puing-puingnya saja.
Upaya untuk merehabilitasi peninggalan sejarah itu juga sangat besar, namun
lebih besar lagi upaya untuk memelihara keaslian dari peninggalan sejarah
tersebut. Sehingga sampai kini tempat tersebut menjadi kebanggaan masyarakat
dunia yang tak pernah sepi dari kunjungan wisata. Yang menarik dari lomba lari
cepat ini adalah telah diperkenalkannya start block yang terbuat dari tembok
yang berparit dan dipasang permanen di atas lapangan dan sampai kini masih ada.
Pada
gambar 1.1. di bawah ini diperlihatkan gambar dari photo sebenarnya bentuk
start block lari pada lapangan di dalam stadion bekas Olympiade kuno
diselenggarakan yang dibuat melebar lintasan lari. Parit dalam tembok gunanya adalah
untuk menyimpan kaki penolak agar tidak terpeleset.
Untuk
memberangkatkan para pelari tersebut, tidak menggunakan aba-aba seperti
sekarang ini berupa bunyi pistol atau kibaran bendera start, namun di depan
start block itu dipasang sebuah “starting gate” yang dikenal
dengan sebutan“Husplex” berfungsi untuk mencegah adanya yang
mencuri start. Para pelari berada di atas statr block dalam posisi berdiri di
belakang starting gate sebelum dibuka (sikap bersedia). Seorang juri atau wasit
berada dibelakang para pelari dengan memegang tali yang dihubungkan dengan
starting gate tersebut. Manakala tali dilepas maka secara serempak akan membuka
kayu penghalang yang ada di depan pelari. Saat pintu terbuka maka secara
serempak pula para pelari berlari secepatnya menuju garis akhir. Bentuk
starting gate tersebut adalah seperti terlihat pada gambar 1.2 dan 1.3. bawah
ini.
Pada
tahun 186 SM bentuk olahraga atletik sempat dilupakan, pada
saat itu yang berkuasa adalah kekaisaran Romawi. Bangsa Romawi lebih banyak
yang menyenangi “Gladiator”, yaitu olahraga yang
memperlihatkan adu kejantanan, adu pedang dan pertarungan yang kadang-kadang
sampai mati. Mulai tahun 1154 Masehi kegiatan olahraga atletik mengalami pasang
surut. Kegiatan dan club-club atletik mulai menyebar ke luar Eropa dimulai dari
Kerajaan Inggris, terus ke Amerika, New Zealand, Belgia, Afrika Selatan,
Norwegia, Hungaria, Finlandia dan ke negara-negara lainnya. Pada tahun 1912 pada
saat penyelenggaraan Olympiade Modern yang ke 5, yang di adakan di Stockholm
Swedia, diadakan kongres dalam rangka membentuk Federasi Atletik Dunia yang
kemudian lahirlah Federasi itu dengan nama IAAF (International
Athletic Amateur Federation) Sedangkan di Indonesia organisasi atletik untuk
pertama kalinya didirikan yaitu pada tanggal 3 September tahun 1950 di
kota Semarang yang sekarang disebut PASI.
B. Makna
dan Nilai dalam Atletik
Di
kalangan para siswa, ada kesan bahwa olahraga atletik hanya merupakan
seperangkat gerak monoton dan tak bervariasi. Isinya meliputi gerak lari,
lempar dan lompat yang di anggap kurang menuntut keterampilan yang tinggi namun
melelahkan. Unsur keriangan dan kegembiraan tidak terungkap dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar. Oleh karena itu tidak heran apabila pelajaran atletik dalam
pendidikan jasmani kurang mendapat perhatian dibanding dengan cabang olahraga
permainan seperti: sepakbola, basket atau bolavoli.
Ø Atletik Berorientasi
Bermain
Atletik
dalam konteks pendidikan jasmani selain mengandung tantangan, juga berisi unsur
permainan menyertai proses belajar keterampilan atletik itu sendiri.
Berlangsungnya aktivitas bermain khususnya pada anak-anak, tidak hanya terjadi
pada olahraga permainan saja. Kalau kita simak secara hakiki, di dalam
aktivitas bermain tersebut tidak lepas dari gerak-gerak yang ada dalam atletik
seperti, jalan, lari lompat dan kadang juga berisi gerakan melempar. Oleh
karena itu pembelajaran atletik dengan pendekatan bermain bukan suatu hal yang
tidak logis. Atletik secara bermain dapat menggugah perhatian anak-anak dan
dapat memfasilitasi semua tingkat keterampilan yang ada pada kelas yang kita
ajar.
Permainan
atletik tidak berarti menghilangkan unsur keseriusan, mengabaikan unsur
ketangkasan atau menghilangkan substansi pokok materi atletik. Akan tetapi
permainan atletik berisikan seperangkat teknik dasar atletik berupa : jalan,
lari, lompat dan lempar yang disajikan dalam bentuk permainan yang bervariasi
dengan memperkaya perbendaharaan gerak dasar anak-anak.
Kegiatannya didominasi oleh pendekatan eksplorasi dalam suasana kegembiraan dan
diperkuat oleh pemenuhan dorongan berkompetisi sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, baik yang menyangkut perkembangan kognitif, emosional maupun perkembangan geraknya. Untuk
bermain dalam atletik sebetulnya tidak dikenal batasan tingkat pendidikan. Yang
membedakan barangkali adalah jenis permainan, berat ringannya, bobot permainan
serta kemampuan pemahaman anak untuk melakukannya.
Ø Nilai Yang Terkandung
Dalam Permainan Atletik
Nilai-nilai yang terkandung tersebut
seperti dikemukakan Hans Katzenbogner/Michael Medler. (1996)., adalah:
1. Pengembangan
Dimensi Permaian Atletik
Unsur yang
terkandung dalam permainan adalah kegembiraan atau keceriaan. Tanda-tanda
menuju ke arah permainan yang menggembirakan tersebut antara lain:
a) Menempatkan diri
pada situasi, gerakan dan irama.
b) Menanamkan kegemaran
berlomba atau berkompetisi dalam situasi persaingan yang sehat, penuh tantangan
dan kegembiraan.
c) Unsur kegembiraan
dan kepuasan harus tercermin dalam bentuk praktek.
d) Memberikan kesempatan
untuk memamerkan kemampuan atau ketangkasan yang dikuasainya.
Permainan
atletik berujud manakala unsur kegembiraan dalam praktek merasuk ke dalam diri
subyek yang dihadapi.
2. Pengembangan
Dimensi Variasi Gerakan Atletik
Dominasi stop
watch dan pita ukur dalam pelajaran atletik seringkali menyebabkan pelajaran
atletik sangat membosankan, melelahkan dan kurang bervariasi. Keterbatasan
sarana dan perlengkapan atletik yang dimiliki, juga menjadi penyebab guru
penjas tidak bisa memberikan pengembangan gerak-gerak dasar secara optimal.
Penggunaan alat-alat bantu yang dimodifikasi
berupa barang-barang bekas seperti: ban sepeda, kardus, tali, bilah bambu, bola
besar atau bola-bola kecil dapat membantu menampilkan berbagai variasi
gerak-gerak dasar atletik.
3. Pengembangan
Dimensi Irama Atletik
Dalam atletik,
keharmonisan gerak tubuh atau koordinasi gerak merupakan hal yang sangat
dibutuhkan. Sebagai bagian dari koordinasi gerak, dibutuhkan penguasaan dan
pengaturan irama gerak. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani perlu
memperhatikan pengembangan irama gerak antara lain seperti melalui pola gerak
dasar dominan. Realisasinya seperti bagaimana mengatur irama langkah, frekuensi
langkah, atau irama melewati rintangan, atau irama putaran dsb. Dengan demikian
maka pengembangan irama dalam pembelajaran atletik tetap harus diperhatikan.
4. Pengembangan
Dimensi Kompetisi Atletik
Dalam atletik,
keharmonisan gerak tubuh atau koordinasi gerak merupakan hal yang sangat
dibutuhkan. Sebagai bagian dari koordinasi gerak, dibutuhkan penguasaan dan
pengaturan irama gerak. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani perlu
memperhatikan pengembangan irama gerak antara lain seperti melalui pola gerak
dasar dominan. Realisasinya seperti bagaimana mengatur irama langkah, frekuensi
langkah, atau irama melewati rintangan, atau irama putaran dsb. Dengan demikian
maka pengembangan irama dalam pembelajaran atletik tetap harus diperhatikan.
5. Pengembangan
Pengalaman Atletik
Mengembangkan
seluruh macam gerakan dalam atletik bukan berarti menginginkan pendangkalan,
kurang sistematis, atau usaha yang tidak bertujuan. Atletik yang berorientasi
pada hasil, akan memungkinkan anak menjadi bosan dan kurang kreatif dalam
menerima pengalaman gerak atletik. Padahal dengan berorientasi pada pengalaman
gerak yang seluas-luasnya akan memberikan kepuasan tersendiri pada diri si
anak.
Permainan
atletik yang penuh dengan suasana keriangan dan kegembiraan bermain yang
mempesona dengan berbagai macam variasi gerak, memungkinkan anak untuk
menikmati seperti layaknya pada permainan olahraga lain. Namun substansi pokok
pengajaran yaitu dimensi jalan, lari, lompat dan lempar tetap terkandung di
dalamnya, sehingga unsur variasi, irama, pengalaman atletik sarta pengalaman
kompetisi tetap terpelihara.
C. Ruang
Lingkup Pembelajaran Atletik
Pembelajaran atletik di sekolah-sekolah tetap berpedoman pada kurikulum
pendidikan jasmani dan kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun bukan
berarti bahwa semua nomor atletik yang tercantum dalam kurikulum tersebut bisa
dilaksanakan. Hal tersebut terkait erat dengan sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh sekolah yang bersangkutan. Banyak guru-guru pendidikan jasmani
yang hanya bisa mengajarkan satu dua nomor atletik saja dalam satu tahun atau
mungkin ada nomor-nomor yang tidak bisa diberikan sama sekali kepada
siswanya. Secara umum ruang lingkup pembelajaran atletik di sekolah-sekolah
meliputi nomor-nomor : jalan, lari, lompat dan lempar.
Pembagian kelompok tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Lari
A. Pengertian
Lari
Lari adalah frekuensi langkah yang
dipercepat sehingga pada waktu berlari ada kecenderungan badan melayang, (M
Djumijar, 2004: 13). Lari merupakan gerak mengais, badan bergerak maju
karena akibat dari gaya dorong ke belakang terhadap tanah. Lari cepat merupakan
lari yang dilakukan mulai dari garis star hingga garis finish dengan kecepatan
maksimal, yaitu melangkah selebar dan secepat mungkin. Lari 60 meter termasuk
katergori lari sprint karena merupakan lari jarak pendek, dimana lari
jarak pendek merupakan lari yang menempuh jarak 60 meter sampai 400 meter. Lari
sprint merupakan jenis lari yang dilakukan dengan kecepatan maksimal, dalam melakukan
lari sprint pada umumnya menggunakan star jongkok.
B. Istilah-istilah
Dalam Lari
1. Start
Start adalah suatu persiapan awal
seorang pelari akan melakukan gerakan lari. Untuk nomor jarak pendek star yang
dimpakai adalah start jongkok (Crouch Start). Tujuan utama start dalam
lari jarak pendek adalah untuk mengoptimalisasikan pola lari percepatan.
Aba-aba lari sprint meliputi bersedia, siaap, yaak atau door bunyi pistol.
- Bersedia
Setelah setarter memberikan aba-aba
“Bersedia”, maka pelari akan menempatkan kedua kaki dalam menyentuh blok star
bagian depan dan belakang, lutut kaki belakang diletakan di tanah, terpisah
selebar bahu lebih sedikit. Jari-jari tangan membentuk huruf V terbalik,
dan kepala dalam keadaan datar dengan punggung, sedangkan pandangan mata
menatap lurus ke bawah.
- Siaaap
Pada saat aba-aba “Siaaap” pelari
menempatkan posisi lutut ditekan ke belakang, lutut kaki depan ada dalam posisi
membentuk sudut siki-siku 900 sedangkan lutut kaki belakang membentuk sudut
antara 1200- 1400. Posisi pinggang sedikit diangkat tinggi dari bahu, tubuh
sedikit condong ke depan, serta bahu sedikit lebih maju ke depan dari kedua
tangan.
- Yaaa
Gerakan yang akan dilakukan pelari
setelah aba-aba “Yaak/Bunyi pistol” adalah badan diluruskan dan diangkat
pada saat kedua kaki menolak/menekan keras pada start blok. Kedua tangan
diangkat dari tanah bersamaan untuk kemudian diayun bergantuan. Kaki belakang
mendorong kuat/singkat, dorongan kaki depan sedikit kaki belakang diayun ke
depan dengan cepat sedangkan badan condong ke depan, lutut dan pinggang
keduanya diluruskan penuh pada saat akhir dorongan.
2. Teknik
Lari
Menurut Yoyo Bahagia, dkk (2000 : 113)
bahwa nomor-nomor perlombaan atletik kelompok umur yang disarankan untuk lari
60 m kelompok umur putra 11-12 tahun sedangkan kelompok umur putri 10-13 tahun.
Unsur-unsur tersebut biaasanya ditemukan pada tingkat sekolah dasar kelas atas.
Untuk setiap umur yang berbeda akan menempuh jarak yang berbeda. Hal ini
menyesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan pelari. Dalam
berlari panjang tungkai untuk setiap atlet berbeda, semakin panjang
ukuran panjang tungkai, semakin jauh panjang langkah.
3. Teknik
Melewati Garis Finish
Sebuah perlombaan diakhiri dengan finish.
Hal ini juga berlaku pada lari 60 m untuk siswa Sekolah Dasar. Untuk
memenangkan sebuah perlombaan seorang pelari harus menguasai teknik start,
teknik lari 60 m, dan teknik finish. Walaupun waktu antara pelari hanya
beberapa detik. Pelari yang menyentuh finish pertama kali yang menang.
Menurut khomsin (2005 : 42) teknik memasuki garis finish dapat melalui
tiga cara : 1) lari terus tanpa mengubah sikap, 2) dada dicondongkan kedepan
dengan kedua tangan diayun kebelakang, dan 3) dada diputar dengan mengayunkan
tangan ke depan sehingga bahu sebelah maju kedepan. Dalam perlakuan
atletik, seorang pelari dianggap sudah memasuki garis finish ketika salah satu
bagian tubuhnya (torso) menyentuh bidang tegak finish.
C. Jenis-jenis
Lari
a. Lari
Jarak Pendek
Lari jarak pendek atau lari sprint
adalah lari dengan kecepatan penuh. Lari jarak pendek menempuh jarak 100 meter,
200 meter, dan 400 meter.
Untuk
pelatihan cabang lari untuk permulaan ikut dalam latihan dipusat latihan adalah
sebagai berikut :
- Jalan
perlahan-lahan kemudian cepat
Mula-mula sang atilit di berikan latihan berjalan perlahan-lahan, bila ada
abaaba dari pelatih “jalan agak cepat” maka si atlet harus melakukan seperti
perintah pelatih. Latihan ini bertujuan untuk merangsang agar otot yang belum
biasa digunakan untuk berlari agar lemas dan tidak kaku.
- Lari
pelan-pelan kemudian cepat
Seperti halnya dengan di atas si atlet berlari pelan-pelan kemudian sang
pelatih memberi aba-aba “lari agak cepat”. Latihan ini juga bertujuan untuk
melatih otot-otot kaki si atlet agar lemas dalam melakukan lari. Untuk para
atlit yang sudah di persiapkan untuk perlombaan yaitu latihannya sebagai
berikut :
o Latihan
angkling dril
Angkling dril
yaitu latihan mata kaki untuk menyelesaikan latihan pemanasan. Di antara
latihan tersebut terdapat latihan yang lain seperti : Tumit tendang pantat,
Berjingkat-jingkat, Lutut angkat tinggi dan Lutut angkat tinggi kaki
diluruskan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan ketangkasan dasar lari.
o Latihan
dril-dril dasar
Latihan
tersebut menggunakan berbagai latihan dasar antara lain yaitu : Latihan
kombinasi & Variasi ( lutut tinggi, tiga langkah lari, tumit menendang,
tiga langkah lari, lutut tinggi dst) ; latihan kombinasi & latihan transisi
(dari berjingkat-jingkat berubah menjadi ke angkat lutut tinggi, dari angkat
lutut tinggi ke lari sprint, dari tumit menendang berubah ke lari sprint dan
dari angkat lutut tinggi dengan kaki di luruskan ke lari sprint) ; Dril gerakan
lengan (lengan memegang pinggang.melakukan percepatan 20 m, sedangkan lengan
tetap diam. Lepaskan lengan kemudian lari sprint secara normal) ; latihan In
& Out (melakukan percepatan lari 10 m – melayang – 10-15 m – dst.). Tujuannya
adalah untuk mengembangkan kecakapan sprint dan koordinasi
§ Latihan dengan tahanan
Dalam latihan ini atlit menggunakan suatu alat misalnya ban mobil sedan sebagai
alat penahan atau alat lain yang cocok. Alat penahan tersebut oleh si atlit di
bawa berlari secepat mungkin dengan jarak 20-30 m. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan phase dorongan dn kekuatan khusus.
§ Latihan mengejar
Atlit berpasangan dua-dua, dengan menggunakan sepotong tongkat atau tali 1,5 m,
berlari jogging sebaris. Pelari depan melepaskan tongkat atau tali untuk
memulai pengejaran. Melakukan pada jarak 30-40 m. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan kecepatan reaksi dan percepatan lari.
§ Lari percepatan
Pelatih membuat tanda dari jarak 0 sampai 6 m. Salah satu atlit berada di jarak
0 dan satu lagi di jarak 6 m. Dengan tanda peluit dari pelatih para atlit
mempercepat lari sampai jarak 30-40 m. Tujuannya adalah untuk mengembangkan
lari percepatan dan kecepatan maksimum.
§ Start melayang kemudian
lari sprint
Memberi tanda pada jarak 0 hingga 20 dan
30 m. Sang atlit berlari pada jarak tersebut dengan kecepatan maksimum. Latihan
ini di ulang 5 kali dalam setiap latihan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan
kecepatan maksimum.
b. Lari Jarak Menengah dan Jarak Jauh
Lari Jarak
Menengah atau
disebut Middle Distance merupakan bagian dari nomor lari dengan menempuh jarak
yang lebih jauh dar lari jarak pendek. Nomor lari jarak menengah meliputi jarak
800 meter, 1.500 meter, dan 3.000 meter.
Lari Jarak
Jauh adalah
cabang olahraga atletik yang mengutamakan ketahanan fisik saat berlari yang
menempuh jarak 5.000 meter, 10.000 meter, dan 42.195 meter (marathon).
Untuk
pelari jarak menengah dan jarak jauh, sang atlit harus mengembangkan daya tahan
umum, juga daya tahan yang khusus terhadap tuntutan energi dari event
masing-masing. Daya tahan umum adalah daya tahan aerobik, yang berarti sistem
jantung-pernapasan dapat memenuhi semua kebutuhan oksigen untuk keperluan
latihan. Daya tahan khusus adalah kombinasi dari daya tahan umum dan daya tahan
an-aerobik dimana sistem jantung pernapasan dapat memenuhi kebutuhan
oksigenlatihan dan perlombaan.
- Latihan
terus menerus
Berlari relatif jarak jauh dengan kecepatan hampir konstan tanpa istirahat. Hal
ini dimaksudkan untuk mengembangkan daya tahan umum.
- Latihan
interval
Latihan interval yaitu himpinan lari latihan atau usaha dimana kecepatan, jarak
dan interval istirahat di jelaskan. Dalam latihan interval sama dengan latihan
lari jarak pendek.
- Latihan
intensif
Latihan intensif antara lain sebagai berikut :
¤ 2 x 10 x 200 m ( lari dengan
intensitas 60 – 80 % dengan istirahat 5 menit )
¤ 15 x 400 m ( lari dengan intensitas 60
– 80 % dengan istirahat sama dengan waktu berlari )
¤ lari 2 menit, 3 menit, 1 menit (
dengan intensitas 50-70% dengan istirahat 2 menit ).
c. Lari
Sambung (Estafet)
Lari
sambung atau estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada perlombaan atletik
yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari
sambung terdapat 4 orang pelari, yaitu pelari I, II, III, dan Iv. Pada nomor
lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor lari yang lain,
yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari ke satu kepada
pelari berikutnya.
Nomor lari sambung yang sering diperlombakan adalah nomor 4x100 meter dan nomor
4x400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik lari saya yang perlu
diperhatikan, akan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat dizona (daerah)
pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari .
a. Latihan
Teknik Lari Sambung
Suksesnya lari
sambung sabgat bergantung dari kelancaran pergantian tongkat. Waktu yang
dicapai akan lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat estafet
berlangsung dengan baik pula. Regu bagi pelari estafet yang baik hanya akan
dapat memenangkan perlomnbaan, jika mampu melakukan pergantian tongkat estafet
dengan baik dan benar. Terdapat beberapacera pemberian tongkat estafet dari
satu pelari ke pelari berikutnya. Secara garis besar, pergantian tongkat
estafet itu ada dua macam, yaitu dengan melihat (visual) dan tanpa melihat
(non-visual). Teknik-teknik tersebut antara lain
o Latihan Teknik
Penerimaan Tongkat
1. Ketrampilan
teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat Pelari yang menerima tongkat
melakukan denagn berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang
diberikan oleh pelari sebelumnya. Penerimaan tongkat dengan cara mewlihat
biasanya dilakukan pada nomor 4x400 meter.
2. Ketrampilan
penerimaan tongkat dengan cara tanpa melihat Pelari yang menerima tongkat
melakukannya dengan berlari tanpa melihat tongkat yang akan diterimanya.
Ketrampilan gerak penerimaan tongkat tanpa melihat lebih sulit dara pada dengan
cara melihat. Dalam pelaksanaannya antara penerima dan pemberi perlu melakukan
latihan yang lebih lama untuk melatih koordinasi dan kekompakan. Cara
penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya digunakan dalam lari sambung 4x100
meter.
o Latihan Teknik
Pemberian Dan Penerimaan Tongkat Estafet
Prinsip lari sambung adalah berusaha membawa tongkat secepat-cepatnya yang
dilakukan dengan memberi dan menerima tongkat dari satu pelari kepada pelari
lainnya. Agar dapat melakukan teknik tersebut,pelari harus menguasai
ketrampilan gerak lari dan ketrampilan memberi serta menerima tongkat yang
dibawanya. dalam perlombaan suatu regu ada yang didiskialifikasi hanya karena
kurang tepatnya penerimaan dan pemberian tongkat. Maka dari itu biar kita dapat
maksimal dalammelakukan lari sambung perhatikan teknik dibawah ini:
1. Ketrampilan
Teknik Pemberian Dan Penerimaan Tongkat Dari Bawah.
§ Teknik ini dilakukan dengan
cara pelari membawa tongkat dengan tangan kiri.
§ Sambil berlari pelari akan
memberikan tongkat tersebut dengan tangan kiri.
§ Saat akan memberi tongkat,
ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bawah.
§ Sementara itu, tangan
penerima telah siap di belakang dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
§ Ibu jari terbuka lebar,
sementara jari-jari lainnya dirapatkan
§ Tangan penerima berada di
bawah pinggang.
2. Ketrampilan
Teknik Pemberian Dan Penerimaan Tongkat Dari Atas
Pada teknik pemberian
tongkat dari atas, pemberian dan penberimaan tongkat dilakukan pada bagian
tangan yang sama. Apabila pemberi melakukannya dengan tangan kiri, penerima
akan melakukannya dengan tangan kiri pula. Teknik pelaksanaannya sebagai
berikut:
§ Teknik ini dilakukan dengan
cara mengayunkan tangan dari belakang ke depan.
§ Kemudian segera meletakkan
tongkat dari atas pada telapak tangan penerima.
§ Pelari yang akan menerima
tongkat mengayunkan tangannya dari depan kebelakang dengan telapak tangan
menghadap ke atas.
§ Ibu jari dibuka lebar dan
jari-jari tangan lainnya rapat.
§ Setelah tongkat berada di
telapak tangannya, ayunkan tangan yang memegang tongkat ke depan diikuti dengan
langkah lari.
b. Daerah
Pergantian Tongkat Estafet Antar Pelari
Cara
menempatkan antara pelari-pelari dalam lari estafet adalah sebagai berikut:
- Pelari
ke-1 ditempatkan di daerah start pertama dengan lintasan ditikungan.
- Pelari
ke-2 ditempatkan di daerah start kedua dengan lintasan lurus.
- Pelari
ke-3 ditempatkan di daerah start ketiga dengan lintasan ditikungan.
- Pelari
ke-4 ditempatkan di daerah start keempat dengan lintasan lurus dan
- Berakhir
di garis finish.
Disamping itu
yang harus diperhatikan oleh seorang pelari meliputi:
1. Bidang
pergantian tongkat estafet
Ketika
berada di zona penerimaan tongkat, si pemberi berteriak atau memberi aba-aba
kepada si penerima bahwa ia akan segera memberikan tongkat. Setelah menerima
tongkat, si penerima terus melanjutkan larinya tanpa melihat kearah tongkat.
Cara ini sering disebut dengan cara non-visual (tidak melihat).
2. Teknik
menerima tongkat estafet
Pergantian tongkat estafet cara non-visual, penerimaan menggunakan teknik
menerima tongkat dengan lengan lurus, telapak tangan menghadapke atas.
3. Latihan
memberi dan menerima tongkat estafet.
Ø Nomor lari dibagi lagi
kedalam :
o Lari lari jarak
pendek meliputi : 100 m, 200 m, 400 m
o Lari jarak menengah
meliputi : 800 m dan 1500 m
o Lari jarak jauh meliputi
: 5000 m , 10.000 m, marathon
o Lari estafet meliputi
: 4 x 100 m, 4 x 400 m
o Lari rintangan
meliputi : lari gawang 100 m, 110 m, 400 m dan 3000 m halang rintang.
2. Lompat
Lompat adalah suatu gerakan mengangkat
tubuh dari suatu titik ke titik lain dengan tumpuan satu kaki dan mendarat
dengan kaki. Lompat merupakan kegiatan menghentakkan badan ke udara yang
diawali dengan satu kaki sebagai tumpuan.
a. Lompat
Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu nomor
lompat dari cabang olahraga atletik yang paling popular dan paling sering
dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk olimpiade.
Lompat jauh adalah suatu gerakan
melompat ke depan atas dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin
diudara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan
melakuka tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Untuk
permulaan latihan di perlukan latihan sebagai berikut :
- Latihan
lari umum atau Dril
Semua latihan
& dril yang dijelaskan dalam latihan lari adalah berguna bagi para
pelompat.
- Latihan
khusus
Lari percepatan
(semua event)-imitasi/tiruan lari ancang-ancang dengan atau tanpa imitasi
bertolak, berlari engklek, tumit tendang pantat, angkat lutut tinggi dan lari
percepatan
- Latihan
meloncat-loncat
Meloncat dari
suatu start berdiri, meloncat dari suatu ancang-ancang pendek, meloncat dari
suatu ancang-ancang cepat dan meloncat dengan kecepatan.
- Berjingkat-jingkat
(bertolak & mendarat dengan kaki yang sama)
Dengan
berjingkat-jingkat akan menghasilkan beban yang lebih tinggi dari pada
meloncat-loncat. Selalu bergantian kiri-kanan dengan tiap pengulangan. Cara
berjingkat-jingkat yaitu ki-ki-ki-ka-ka-ka-ki-ki-ki-ka-ka-ka dst. Sampai jarak
20-30 m.
- Melompati
gawang
Bertumpu dengan
satu kaki untuk lompat gawang dengan satu langkah di antara gawang dan mendarat
dengan kaki tumpu. Dengan kedutan mata kaki (ankle flips) melewati gawang mini.
Lompat gawang dengan kedua kaki. Lompat gawang dengan bertolak atas satu kaki
dengan satu langkah di antara gawang dan dengan kaki depan untuk mendarat.
- Standing
jump
Standing jump
adalah melakukan lompatan dengan dua kaki di bak pasir, dengan tangan di
ayunkan ke atas.
- HOP
Dengan langkah
5-10 m berlari kemudian melompat dengan kaki tolak dan mendarat dengan kaki
yang lain secara bergantian.
b. Lompat
Tinggi
Lompat tinggi merupakan salah satu
cabang olahraga yang melakukan gerakan lompatan untuk mencapai lompatan yang setinggi-tingginya.
Ukuran lapangan sama dengan lompat jauh, tinggi tiang
mistar min 2.5 meter, Panjang mistar 3.15 m. Dalam lompat tinggi di perlukan
tubuh yang tinggi. Latihan lompat tinggi diantaranya sebagai berikut :
- Berlari
melengkung
Atlit berlati
mengikuti/membentuk angka delapan. Berlari cepat tetapi terkontrol, menambah
kecepatan bila memasuki tiap belokan dengan variasi lutut tinggi atau frekwensi
tinggi.
- Berlari
di tikungan dengan bertolak/bertumpu
Pelatih membuat
suatu tikungan dan titik start. Atlit menggunakan awalan 4-6langkah.
Meningkatkan frekwensi langkah dalam langkah terakhir. Atlit menggunakan
sasaran yang berbeda-beda dengan variasi latihan melompat dengna lutut tinggi
atau berjingkat. Tujuannya adalah belajar melompat vertikal dengan awalan
melengkung.
- Latihan
interval
Latihan dasar
ini sama halnya dengan latihan dasar untuk lari sprint dan lompat jauh.
Ø Gaya dalam Lompat tinggi
- Gaya
Gunting (Scissors).
Gaya gunting bisa dikatakan Gaya Sweney,
sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih digunakan gaya jongkok. Tepatnya
tahun 1880, selanjutnya tahun 1896 sweny mengubahnya dari gaya jongkok menjadi
gaya gunting. Diganti karena kurang ekonomis.Cara melakukan:Si pelompat mengambil
awalan dari tengah. Bila pelompat pada saat akan melompat, tumpuan pakai kaki
kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia mendarat (jatuh) dengan
kaki lagi. Waktu di udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri,
badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.
- Gaya
Guling sisi (Western Roll)
Pada gaya ini sama dengan gaya gunting,
yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun
kaki kanan hanya beda awalan, tidak dari tengah tapi dari samping.
- Gaya
Guling (Straddle)
Pelompat mengambil awalan dari samping
antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian yang penting saat mengambil
awalan langkahnya ganjil. Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka
ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat
badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar telungkap. Pantat usahakan
lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk.
Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu.
Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu.
c. Lompat
Jangkit
Lompat jangkit (kadang-kadang disebut
sebagai hop, step dan jump) adalah suatu bentuk gerakan lompat yang merupakan
rangkaian urutan gerak yang dilakukan dengan berjingkat, melangkah, dan
melompat untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Lompat jangkit biasanya
disebut lompat tiga urutan gerak yaitu gerak berjingkat, gerak melangkah, dan
gerakan melompat.
Latihan lompat jangkit sama halnya
dengan latihan lompat jauh dan lompat tinggi. Adapaun latihannya adalah sebagai
berikut :
- Lompatan
berirama
Si atlit
menggunakan awalan 3-5 langkah dan mengunakan kombinasi lompatan dan jingkatan.
Melompat secara berturut-turut secara bergantian. Misalnya : ki-ki-kaki-
ki-ka-ka atau ka-ka-ki-ki-ka-ka-ki-ki. Tujuan latihan jingkat ini yaitu untuk
meningkatkan ketangkasn melompat dengan menggunakan kedua kaki untuk
bertolak/bertumpu.
3. Lempar
Banyak
sekali cara latihan untuk event lempar antara lain yaitu :
a. Lempar
Lembing
Lembing adalah
sebuah alat dalam salah satu nomor olahraga atletik. Lembing berbentuk seperti
tombak dengan sudut tajam disalah satu ujungnya.
Melempar adalah
melakukan gerakan menolak/mendorong seperti membuang sesuatu dari tangan kita.
Lempar Lembing adalah
satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga atletik yang menggunakan alat
bulat panjang yang berbentuk tombak dengan cara melempar sejauh-jauhnya.
Jadi lempar lembing dapat diartikan,
melakukan gerakan untuk mendorong lepas lembing dari tangan dengan tenaga ke
arah yang diinginkan.
- Lemparan
depan
Dengan badan
condong kebelakang, menambah jarak, melempar lembing kedepan dengan jarak 3-4
meter. Tujuannya untuk mempercepat lembing sepanjang suatu jalur lurus.
- Lemparan
dengan berdiri
Si atlit
berdiri terpisah 60-90 cm, kaki-kaki menunjuk kearah lemapran. Pertarik lembing
dan pertahankan telapak berada di atas tinggi bahu. Angkat sedikit kaki kiri
untuk mengawali gerakan, pertahankan berat badan pada kaki kanan yang di tekuk.
Tujuan untuk melempar dari posisi power.
- Lari
langkah berirama kemudian lempar
Atlit memulai
dengan kaki kanan kedepan dan lembing ditarik melangkah dengan kaki kiri kekiri
(seluruh telapak) dan dorong ke langkah-impuls (kaki mendarat sepat satu
sesudah yang lain) dan teruskan dengan lemparan. Tujuan adalah untuk
memperkenalkan langkah-impuls dan rangkaian lemparan dengan posisi power.
b. Tolak
Peluru
Olahraga tolak peluru adalah salah satu
cabang olahraga atletik yang telah dipertandingkan nasional maupun
internasional. Oleh karena itu, tolak peluru telah diajarkan disekolah-sekolah
sebagai pokok materi dalam pelajaran pendidikan jasmani. Tolak peluru adalah
cabang olahraga atletik yang bertujuan untuk menolak sebuah peluru
sejauh-jauhnya.
Dalam
latihan event tolak peluru adalah sebagai berikut :
- Perkenalan
Pelurusan
tangan lambat-lambat atau mendorong peluru keatas dengan memainkan peluru
dengan jari-jari tangan. Melempar peluru atas kepala kedepan dan lempar peluru
atas kepala ke belakang. Tujuan latihan ini adalah untuk membiasakan alat dan
gerak dasar melemapr peluru.
- Tolak
peluru kedepan
Atlit berdiri
dengan kaki selebar bahu, memutar dengan lutut bengkok, berhenti memutar
kemudian melempar peluru. Tujuannya yaitu untuk menggunakan kaki untuk gerak
percepatan dan belajar gerak mendorong lengan yang benar. Menolak peluru dari
suatu langkah Atlit melangkah kedepan, memutar pinggang dan bahu terhadap arah
lemapra. Kemudian dilanjutkan dnegan pelurusan kaki-kaki dan pinggang dengan
gerak pilihan yang tujuannya untuk mengembangkan aktivitas kaki kanan dan
penghambatan sisi kiri (kaki & tubuh).
- Gerakan
menggelincir
Atlit bergerak
menggelincir dengan mitra latihan memegang lengan yang bebas. Di teruskan
menggelincir sepanjang garis, berhenti dalam posisi power (tanpa/dengan peluru
dilepaskan) Tujuannya untuk mengembangkan gerak gelincir dari kaki dan rangkaian
dengan lepasnya peluru.
c. Lempar
Cakram
Lempar cakram adalah salah satu nomor
perlombaan lempar yang utama dalam atletik. Namun dalam perlombaan atletik
indoor, nomor lempar cakram tidak diperlombakan.
Lempar cakram juga merupakan salah satu
perlombaan atletik yang dapat menimbulkan bahaya dalam perlombaan atletik
tingkat professional. Para atlet mampu melemparkan cakram dengan sangat jauh,
tentu saja hal ini dapat menimbulkan akibat yang fatal jika cakram mengenai
seseorang.
Si
atlit harus mengenal terlebih dahulu cara pemegangan cakram. Adapun latihannya
adalah sebagai berikut :
- Perkenalan
Atlit
menggulingkan cakram ketanah ke mitra latihan kemudian melepaskannya dengan
telunjuk. Merubah cara menggulingkan dengan melemparkannya keudara. Tujuan dari
latihan ini adalah untuk membiasakan dengan cakram dan belajar memutarnya
dengan benar.
- Lemparan
kedepan dari berdiri
Memulai dengan
kaki paralel atau dari posisi kangkang kemudian memutar kebelakang menggunakan
kaki untuk percepatan kemudian berhenti memutar dan melempar. Dengan
menggunakan alat yang lain seperti ring, bola-medis ringan melemparkan
kesasaran. Tujuannya untuk belajar melempar lurus dari suatu gerak percepatan
memutar/rotasi.
- Lemparan
berdiri menyamping
Atlit
memulainya dengan bahu kiri menuju kearah lemparan, kaki terpisah 1 ½ lebar
bahu. Mengayunkan cakram kebelakang, berputar dengan poros kaki kanan. Memutar
tumit kanan keluar sambil mendorong pinggang kanan kedepan, menghalangi dengan
kaki kiri. Tujuannya untuk belajar menggunakan kaki kanan,aktivitas pinggang
dan gerakan menghalangi.
- Lempar
berdiri dari posisi power
Di mulai dengan
punggung menghadap keaarah lempar. Mengawali lemparan tersebut dengan gerakan
yang kuat dari pinggang kanan yang memutar kedepan. Mengayunkan cakram
kebelakang keatas dengan telapak tangan kebawah (gerakan tidak putus). Tujuan
dari latihan adalah untuk belajar aktivitas dari kaki kanan, pemutaran kaki,
pinggang dan bahu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Atletik merupakan induk
dari segala cabang Olahraga karena terdapatgerakan yang sering di lakukan pada
aktivitas sehari-hari. Dalam pelatihan atletik banyak atlet yang sudah bisa
mewujudkan impiannya menjadi atlet baik dalam tingkat Kabupaten hingga
Internasional. Atletik bukan hanya sekedar hobi tetapi juga merupakan profesi
yang tidak hanya untuk mencari kepuasan batin saja tetapi juga masa depan kita.
Semua cabang olah raga menggunakan sistem pelatihan atletik.
B. Saran
Sebagai calon guru
olahraga, dengan mengetahui analisis olahraga atletik yaitu mengetahui sejarah,
nomer yang di pelombakan dan peraturan dalam atletik serta diharapkan dapat
menjadi suatu pegangan dalam membelajarkan anak didiknya kelak.
DAFTAR PUSTAKA
0 Response to "Makalah Atletik"
Post a Comment